Archive for Oktober 2009
Pecinta Kelas Atas
"Begitu indah kau tercipta bagi
Rama...
Begitu anggun kau terlahir sebagai Shinta...
Kau terindah yang pernahku cintai...
Tapi tak bisa aku miliki..."
Hijau daun - dewi
Yati. Wanita yang punya seribu pesona dari wajahnya. Kenapa tidak? Yati, si putih bersih jelita wajahnya bagai oase gurun pasir. Siapapun lelaki yang melihat wajahnya dalam panas, maka segarlah hatinya. Ialah magnet cinta pria yang tak bisa terungguli. Wanita seribu senyum, seribu manis dan anggun.
"Hei Yati, sedang apakah kau disini?" tanyaku.
"Kekasih, aku menunggu kekasih." katanya sejuk.
"Siapakah lelaki beruntung pemilik hatimu yang mahal itu?"
"Ia adalah pecinta kelas atas." jawabnya.Aku tertarik, tapi aku jauh - jauh saja. Aku menunggu siapa kekasihnya itu. Nikmat dan santai melihatnya di seberang jalan sana. Dia adu tinggi dengan tiang jalanan. Tapi kalah jauh. Dia tenang disana. Tersenyum beku. Dingin sekali. Dia setia menanti kekasihnya. Dari pagi kicau burung sampai menjelang terik matahari pudar. Wanita beribu pesona yang malu - malu menunggu sepanjang waktu. Membiarkanku dengan gratis memandanginya dari kejauhan.
Rama...
Begitu anggun kau terlahir sebagai Shinta...
Kau terindah yang pernahku cintai...
Tapi tak bisa aku miliki..."
Hijau daun - dewi
Yati. Wanita yang punya seribu pesona dari wajahnya. Kenapa tidak? Yati, si putih bersih jelita wajahnya bagai oase gurun pasir. Siapapun lelaki yang melihat wajahnya dalam panas, maka segarlah hatinya. Ialah magnet cinta pria yang tak bisa terungguli. Wanita seribu senyum, seribu manis dan anggun."Hei Yati, sedang apakah kau disini?" tanyaku.
"Kekasih, aku menunggu kekasih." katanya sejuk.
"Siapakah lelaki beruntung pemilik hatimu yang mahal itu?"
"Ia adalah pecinta kelas atas." jawabnya.Aku tertarik, tapi aku jauh - jauh saja. Aku menunggu siapa kekasihnya itu. Nikmat dan santai melihatnya di seberang jalan sana. Dia adu tinggi dengan tiang jalanan. Tapi kalah jauh. Dia tenang disana. Tersenyum beku. Dingin sekali. Dia setia menanti kekasihnya. Dari pagi kicau burung sampai menjelang terik matahari pudar. Wanita beribu pesona yang malu - malu menunggu sepanjang waktu. Membiarkanku dengan gratis memandanginya dari kejauhan.
Tag :
Cerpen
Tag :
Lelucon
Tag :
Lelucon
A Tribute for My Friends : Mazda
Mazda, sahabat gue paling amazing yang pernah gue kenal. Kesan pertama yang keluar di otak gue pas liat dia adalah dua kata, "COWOK PSYCHO". Memang bukan tanpa alasan gue bilang kayak gitu. Emang, tingkah lakunya itu meledak - ledak. Kesetanan, over. Tapi dibalik itu semua, ada penyeimbang terbaik yang bisa membuat karismanya keluar. Sebuah sifat yang nggak dimiliki orang lain. Sifat paling langka dan cuman bisa ditemuin dari 1 banding sejuta orang. Yaitu, kenyamanan. Kesederhanaannya yang mau - mau aja di jadiin korban kayak Tukul Arwana. Meskipun begitu, dia tetap disegani tiap orang. Dan kebanyakan cemooh itu cuma bercandaan adat en cuman nyeplos dari mulut kakak kelas(pas kelas 2). Selebihnya, good boy, strong boy and long boy.
Tag :
Friendship
Unil dan Uphi part 01
Unil dan Uphi sedang berduaan di perpustakaan. Ngulik - ngulik buku yang kayaknya sih, buat gue, kayak, semacam... Apa ya? O'onnya keluar deh! Pokoknya, mereka emang keliatan yah! Rajinlah! (sulit ngatain ni ja). Peace damai - damai
Unil (kiri) : Eh, Phi, kayaknya ada yang lagi ngomongin kita deh.
Uphi (kanan): Siapa? Paling cuma fans tak berlisensi yang lagi ngejar tanda tangan kita.
Unil : Liat tuh! Dia semakin aneh.
Uphi : Aneh gimana?
Unil : Kayaknya pernah liat deh. Tapi, siapa ya?
Unil (kiri) : Eh, Phi, kayaknya ada yang lagi ngomongin kita deh.
Uphi (kanan): Siapa? Paling cuma fans tak berlisensi yang lagi ngejar tanda tangan kita.
Unil : Liat tuh! Dia semakin aneh.
Uphi : Aneh gimana?
Unil : Kayaknya pernah liat deh. Tapi, siapa ya?
Tag :
Lelucon
Cerita Pagi Eksklusif Milik Gue
04.02 WIB
Gue, lahir dan besar di daerah tertimur kabupaten terbarat Jawa Timur. Hampir saja memasuki kawasan kabupaten sebelah yang emang pantes disebut kota. Nggak kayak kabupatenku yang masih bangga dengan sebutan ternama yang gue ringkas menjadi "CITY OF SILENCE". Bikin mulut enggan mengakui kota. Pasalnya ni, kabupaten ini nggak bakal elu temukan di facebook (ya iyalah). Emang cuman ada di wikipedia ama situs pemerintah doang. Itu sih jangan nyalahin gue kalo deskripsi kabupatennya nggak menyeluruh atau ngebosenin. Ayo tahu nggak?
Seperti halnya Lintang di Laskar Pelangi yang tegar dengan proses menuju sekolah yang menempuh jarak 60 Km PP naik onthel aku pun bernasib seperti itu. 60 km dalam sehari hanya untuk bersekolah. Bedanya, gue pake bus umum(gubrak!). Lebih terjangkau, terpercaya dan inovatif. Kendaraan itu bisa dengan mudah mengantar tubuh gue ke sekolah di tengah kabupaten tanpa harus bingung - bingung menyetir. Penumpangnya pun juga ramah, berwarna - warni dari seluruh sekolah lain di penjuru kabupaten itu. Enak to? Mantep to?
Gue, lahir dan besar di daerah tertimur kabupaten terbarat Jawa Timur. Hampir saja memasuki kawasan kabupaten sebelah yang emang pantes disebut kota. Nggak kayak kabupatenku yang masih bangga dengan sebutan ternama yang gue ringkas menjadi "CITY OF SILENCE". Bikin mulut enggan mengakui kota. Pasalnya ni, kabupaten ini nggak bakal elu temukan di facebook (ya iyalah). Emang cuman ada di wikipedia ama situs pemerintah doang. Itu sih jangan nyalahin gue kalo deskripsi kabupatennya nggak menyeluruh atau ngebosenin. Ayo tahu nggak?
Seperti halnya Lintang di Laskar Pelangi yang tegar dengan proses menuju sekolah yang menempuh jarak 60 Km PP naik onthel aku pun bernasib seperti itu. 60 km dalam sehari hanya untuk bersekolah. Bedanya, gue pake bus umum(gubrak!). Lebih terjangkau, terpercaya dan inovatif. Kendaraan itu bisa dengan mudah mengantar tubuh gue ke sekolah di tengah kabupaten tanpa harus bingung - bingung menyetir. Penumpangnya pun juga ramah, berwarna - warni dari seluruh sekolah lain di penjuru kabupaten itu. Enak to? Mantep to?
Tag :
Lelucon
Tragedi Berdarah (Serem Banget)
Ketika pelajaran berlangsung nyaman tiada hambatan. Tiada gangguan maupun aral melintang merecoki keadaan itu. Seperti ini :
Di balik kesibukan itu terseliplah, eh terdapatlah seorang wanita tembem berparas putih imut - imut mengkerut kusut hampir keriput:
"Ihh aku lagi ilfil ni! Ada bau tak sedap dari suatu tempat di kelas ini! ada yang tau nggak? Aku kan jadi nggak tenang nulis." kata gadis manis bernama Yanti itu (nama samaran).
Tips paling nggak penting buat ngatasin stress
09 oktober 2009, 04.48 WIB.
Gue, yang akhirnya ngerasain juga yang namanya jadi kelas tiga SMA. Kayaknya cepet banget. Baru aja daftar di sekolah dua tahun yang lalu. Eh, sekarang udah jadi senior. Yang pasti seluruh life style pun berubah. Agak hati - hati, pasalnya, ntar lagi mau dapet berhala baru yang punya nama lengkap Ujian Nasional. Sontak, gue musti lebih jaga diri dari hal - hal negatif. Banyak - banyakin belajar, belajar n belajar terus. Tapi, tetep aja buat gue, belajar terus bikin kepala jadi busung lapar dibuatnya. Maka dari itu, gue musti pinter - pinter ngatasin tekanan darah baru itu dengan beberapa cara yang emang ampuh buat gue n cuma gue yang bisa. (Kagak ada gunanya dong dibeberin?) eitts jangan salah. Semoga ente juga bisa. Tarik mang!
Yang Pertama, Musti banyak - banyak ketawa. Nah, ini yang paling gue suka. Kalo di sekolah dari pagi nyampe sore, dijamin enjoy n kagak dosa (dosanya sedikiiiit aja). Dengan cara ini, suasana kelas di sekolah itu kayak jadi, "Kamar Sendiri". Yang bikin ini ampuh, siapa lagi kalau bukan para begundal - begundal yang turut mampir tiap hari di kelasku. Ada sekitar 30 anak yang nggak semuanya bisa bikin lelucon. Tapi, asyik juga! Kalo sekali bikin lelucon, meskipun garing, tetep aja ketawa. Karena, ketawa itu adalah sebuah penghargaan tertinggi bagi pelawak - pelawak indie kayak kita - kita (kita? Elu aja kalee). Trus, ketawa itu bikin mata kagak ngantuk, syaraf kagak tegang n bisa melatih kekebalan perut. Kagak ada efek samping kecuali disuruh guru maju ke depan. Terus, kalo malem nggak usah bingung nyari pemicu ketawa. Di TV banyak acara gokil.
Gue, yang akhirnya ngerasain juga yang namanya jadi kelas tiga SMA. Kayaknya cepet banget. Baru aja daftar di sekolah dua tahun yang lalu. Eh, sekarang udah jadi senior. Yang pasti seluruh life style pun berubah. Agak hati - hati, pasalnya, ntar lagi mau dapet berhala baru yang punya nama lengkap Ujian Nasional. Sontak, gue musti lebih jaga diri dari hal - hal negatif. Banyak - banyakin belajar, belajar n belajar terus. Tapi, tetep aja buat gue, belajar terus bikin kepala jadi busung lapar dibuatnya. Maka dari itu, gue musti pinter - pinter ngatasin tekanan darah baru itu dengan beberapa cara yang emang ampuh buat gue n cuma gue yang bisa. (Kagak ada gunanya dong dibeberin?) eitts jangan salah. Semoga ente juga bisa. Tarik mang!
Yang Pertama, Musti banyak - banyak ketawa. Nah, ini yang paling gue suka. Kalo di sekolah dari pagi nyampe sore, dijamin enjoy n kagak dosa (dosanya sedikiiiit aja). Dengan cara ini, suasana kelas di sekolah itu kayak jadi, "Kamar Sendiri". Yang bikin ini ampuh, siapa lagi kalau bukan para begundal - begundal yang turut mampir tiap hari di kelasku. Ada sekitar 30 anak yang nggak semuanya bisa bikin lelucon. Tapi, asyik juga! Kalo sekali bikin lelucon, meskipun garing, tetep aja ketawa. Karena, ketawa itu adalah sebuah penghargaan tertinggi bagi pelawak - pelawak indie kayak kita - kita (kita? Elu aja kalee). Trus, ketawa itu bikin mata kagak ngantuk, syaraf kagak tegang n bisa melatih kekebalan perut. Kagak ada efek samping kecuali disuruh guru maju ke depan. Terus, kalo malem nggak usah bingung nyari pemicu ketawa. Di TV banyak acara gokil.
Antologi Puisi
Nostalgia
17.45 WIB, 13 Agustus 2009
Dan akhirnya, kutemukan juga nostalgia
Rima dan kosakata flanella
Amboi hingga mengeringkan telinga
Oh, kelopak perdana tiada tara
Hatiku kalut ingat riak - riak gelombang itu
Hantu - hantu menyerbu seperti kutu
Seketika, rontoklah jenggotku
Merayu bersama angan rumbai - rumbai pelangi dahulu
Sungguh pilu
Jangan tanya aku akan berbuat apa
Karena otakku telah dimakan srigala pembenci cinta
Namun, apa yang kudapat teman asmara?
Iya, dan kami takkan terusik bau waktu semua dunia
17.45 WIB, 13 Agustus 2009
Dan akhirnya, kutemukan juga nostalgia
Rima dan kosakata flanella
Amboi hingga mengeringkan telinga
Oh, kelopak perdana tiada tara
Hatiku kalut ingat riak - riak gelombang itu
Hantu - hantu menyerbu seperti kutu
Seketika, rontoklah jenggotku
Merayu bersama angan rumbai - rumbai pelangi dahulu
Sungguh pilu
Jangan tanya aku akan berbuat apa
Karena otakku telah dimakan srigala pembenci cinta
Namun, apa yang kudapat teman asmara?
Iya, dan kami takkan terusik bau waktu semua dunia
Tag :
Puisi
